Dangdut merupakan Keliru satu dari genre seni musik Indonesia dan musik terkenal tradisional yg sebagian berasal dari musik Hindustan, Melayu, dan Arab. Dangdut bercirikan dentuman tabla dan gendang. Dangdut juga dipengaruhi musik India melalui film Bollywood oleh Ellya Khadam dengan lagu Boneka India, dan terakhir lahir sebagai Dangdut tahun 1968 dengan tokoh utama Rhoma Irama. Dalam evolusi menuju bentuk kontemporer kini masuk efek unsur-unsur musik India (terutama dari penggunaan tabla) dan Arab (pada cengkok dan harmonisasi). Perubahan arus politik Indonesia pada selesai tahun 1960-an membuka masuknya efek musik barat yg besar lengan berkuasa dengan masuknya penggunaan gitar listrik dan juga bentuk pemasarannya. Sejak tahun 1970-an dangdut boleh dikatakan telah matang dalam bentuknya yg kontemporer. Sebagai musik populer, dangdut sangat terbuka terhadap efek bentuk musik lain, mulai dari keroncong, langgam, degung, gambus, rock, pop, bahkan house music.(id.wikipedia.org)
Perjalanan Musik Dangdut di Indonesia
Pada tahun 635, sangat banyak saudagar-saudagar Arab yg muncul di Indonesia. Meskipun tujuan awal mereka yaitu berdagang, mereka juga menyelipkan beberapa ilmu wacana Islam dimana ini juga menjadi awal penyebaran agama Islam di Indonesia. Seiring dengan berkembangnya agama Islam, para saudagar dari Arab ini juga memperkenalkan Qasidah. Qasidah yg awalnya diperkenalkan oleh saudagar Arab kembali diperkuat dengan munculnya saudagar dari Gujarat pada tahun 900 hingga tahun 1200 dan disusul oleh saudagar dari Persia pada tahun 1300 hingga tahun 1600.
Sejarah dan Perkembangan Musik Dangdut di Indonesia
Pada tahun 1870, musik dangdut masih terus dierami dengan masuknya tren alat musik berjulukan Gambus yg berasal dari Arab. Alat musik tersebut mempunyai bentuk ibarat gitar, tapi suaranya rendah. Alat musik ini masuk bersamaan dengan migrasinya orang-orang Arab dengan marga Hadramaut dan orang Mesir setelah dibukanya jalan masuk Suez dan dibangunnya pelabuhan Tanjung Priok tahun 1877 serta Saat Koninklijke Paketvaart Maatschappij (Perusahaan Pelayaran Kerajaan) (KPM) pada tahun 1888. Saat itu, para musisi Arab menggunakan gambus sebagai iringan Saat mendendangkan musik mereka.
Pada awal kala ke-20, lagu dengan iringan gambus menjadi sangat terkenal di kalangan masyarakat Arab-Indonesia. Melihat perkembangan musik gambus ini, Syech Albar yg merupakan ayah dari musisi Ahmad Albar tetapkan untuk membuat sebuah orkes gambus yg bermarkas di Surabaya. Kesuksesan orkes gambus milik Syech Albar ini membawanya melaksanakan rekaman dengan media piringan hitam dan Columbia yg terjual sangat cepat di Singapura dan Malaysia pada tahun 1930. Satu tahun kemudian, musik Melayu Deli muncul di Sumatera Utara pada tahun 1940 dan diprakarsai oleh Muhammad Mashabi bersama dengan Husein Bawafie. Musik ini kemudian berkembang terus ke Jakarta bersamaan dengan dibentuknya Orkes Melayu.
Aliran musik gres masuk lagi ke Indonesia pada tahun 1950. Musik yg dibawa oleh Edmundo Ros, Xavier Cugat, Perez Prado, dan Los Panchos merupakan musik Amerika Latin yg kemudian menjadi lekat dengan indera pendengaran orang Indonesia. Pada masa ini, sejarah musik dangdut kembali berubah sebab musiknya sudah tidak sama jauh dengan musik Melayu yg menjadi acuannya meski masih terasa gaya Melayu di dalamnya.
Sebenarnya pupuk-pupuk dangdut telah muncul semenjak lahirnya musik Melayu Deli pada 1940. Hal ini terjadi sebab beberapa orang bahagia bereksperimen dengan aliran-aliran musik yg pernah ada di Indonesia ibarat musik India. Perkembangan ini juga semakin pesat sebab didorong dengan politik anti-Barat yg selalu dicetuskan oleh Soekarno. Masa ini mencatat nama-nama besar ibarat Said Effendi dengan lagu Seroja-nya, P. Ramlee dari Malaya serta Husein Bawafie yg merupakan Keliru satu penulis lagu terkenal.
Pada tahun 1968 karnanya musik dangdut telah selesai digodok dan mulai muncul ke permukaan. Keliru satu tokoh kunci dalam lahirnya musik dangdut ini yaitu Rhoma Irama dengan Soneta Group pimpinannya. Dua tahun kemudian mulai muncul nama-nama yg hingga kini masih terkenal ibarat Mansyur S., A. Rafiq, dan Muchsin Alatas. Pada tahun 1970 juga dangdut menjadi jauh lebih modern sebab politik Indonesia pada masa itu mulai ramah terhadap budaya-budaya yg dibawa dari Barat ibarat gitar listrik, perkusi, saksofon, dan organ elektrik. Alat-alat musik gres tersebut semakin membuka peluang variasi bagi musik dangdut ini.
Pada tahun 1970-an juga mula ada efek musik rock dalam trik permainan gitar untuk dangdut, sehingga masa itu juga menjadi medan perang antara rock dengan dangdut. Karena perang ini juga sempat diadakan konser “duel” God Bless melawan Soneta Group. Hal-hal tersebut yg mengubah dangdut dan memisahkannya dengan musik Melayu setrik keseluruhan. Sekitar selesai 1970-an juga muncul variasi gres dari dangdut, yaitu dangdut humor dan dimotori oleh sebuah orkes melayu yg berjulukan Pantrikn Sinar Petromaks (PSP). PSP sendiri berawal dengan gaya melayu deli untuk membantu perkembangan musik dangdut semoga dapat lebih dinikmati oleh para mahasiswa. Variasi dangdut ini terus berlanjut oleh Pengantar Minum Racun (PMR) pada paruh selesai dekade 1980 dan Pemuda Harapan Bangsa (PHB) di tahun 2000-an.
Pada jaman 1990 mulailah era gres lagi yaitu musik dangdut yg banyak dipengaruhi music tradisional yaitu irama gamelan yaitu kesenian musika sli budaya jawa maka pada masa ini musik dangdut mulai berasimilasi dengan seni gamelan, yg memunculkan anutan musik gres yg disebut musik dangdut camputsari atau dangdut campursari. Tetapi anutan musik gres ini tidak menghilangkan eksistensi musik dangdut orisinil pada masa tersebut.
Pada era tahun 2000-an seiring dengan kejenuhan musik dangdut yg supaya, maka di awal era ini musisi di wilayah Jawa Timur di tempat pesisir Pantura mulai membuatkan jenis musik dangdut gres yg disebut dengan musik dangdut koplo. Dangdut koplo merupakan mutasi dari musik dangdut setelah era dangdut campursari yg bertambah kental irama tradisionalnya ditambah dengan masuknya unsur seni musik kendang kempul yg merupakan seni musik dari tempat Banyuwangi Jawa Timur dan irama tradisional lainya ibarat jaranan dan gamelan.
Pada tahun 2000 ini, muncul lagi variasi gres yg mewarnai sejarah musik dangdut yaitu dangdut koplo. Baru setelah tahun 2002 variasi ini mulai menggoyang kancah dunia perdangdutan dengan kesuksesannya yg diprakarsai oleh vcd bajakan yg luar biasa murah. Murahnya vcd bajakan dangdut koplo ini menjadi alternatif hiburan bagi masyarakat dengan tingkat perekonomian menengah kebawah Jika dibandingkan dengan mahalnya harga vcd/dvd supaya milik Maknas-Maknas nasional. Hal lain yg membuat dangdut koplo ini terkenal yaitu fenomena Inul Daratista dengan “goyang ngebor” nya terlebih setelah ia mulai muncul di layar beling Indonesia. Dengan setiap hal baru, tentu saja muncul pro kontra dimana kali ini kontra muncul dari Rhoma Irama yg menentang Inul dan goyang ngebornya sebab ia beropini dapat terjadi dekadensi moral. Terlepas dari seluruh kontrkelewat / oversinya, dangdut koplo sebagai variasi tetap dapat hidup hingga Saat ini.
Sebagai musik yg paling popular dan unik di Indonesia, dangdut mengalami perjalanan yg penuh warna. Dangdut, yg namanya berasal dari bunyi khas gendang, “dang” dan “dut”, dianggap sebagai bentuk rendah budaya popular pada 1970-an, dikomersialkan pada 1980-an, dimaknai-ulang sebagai ragam musik pop nasional dan global pada 1990-an, dan terlokalisasi dalam komunitas-komunitas etnik pada era 2000-an. Buku “Dangdut stories : a social and musical history of Indonesia’s most popular music” karya Andrew N. Weintraub yaitu sejarah musik dan sosial wacana genre dangdut, dalam pengertian yg lebih luas wacana kelas, gender, etnisitas dan bangsa di Indonesia pasca-kemerdekaan (1945 hingga Saat ini). menggunakan pendekatan interdisipliner gres yg memadukan etnomusikologi, antropologi media dan kajian budaya, professor musik di University of Pittsburgh, AmerikaSerikat, ini menautkan aneka macam property estetik, penggunaan dan efek musik dangdut, terhadap keadaan sosial dan material di Indonesia modern. Buku ini memuat khazanah materi sumber musikologis orisinil dan baru, dalam bentuk wawantrik dengan bintang-bintang dangdut; informasi dari sumber daya jurnalistik terpendam; dan analisis mendalam wacana standar-standar dangdut, digabung dengan pembacaan kembali yg tajam terhadap pustaka yg telah ada menimbulkan buku ini tidak hanya menggambarkan potret genre musik Indonesia dengan penggemar hampir sebagain besar penduduk yg tersebar hingga ke pelosok-pelosok wilayah tanah air, tetapi juga mencerminkan dinamika masyarakat Indonesia dalam transisi.
sumber :
- Wikipedia.org
- www.portalsejarah.com
- www.pusbangkol.perpusnas.go.id
- Sumber Gambal Google.
- Sumber Gambal Google.
0 Response to "Sejarah Dan Perjalanan Musik Dangdut Di Indonesia"