Perkembangan Musik Indie Di Indonesia

Perkembangan musik di Indonesia semakin berkembang pesat. Terutama band-band gres yg mencoba peruntungannya di anutan musik grup band indie.  Musik indie sebagai anutan atau genre musik itu “not even exist” ( tidak ada-red), alasannya yg disebut musik indie itu ialah untuk membedakan antara yg mainstream dengan indie. Makara musik indie ialah istilah untuk membedakan antara musik yg dimainkan oleh musisi profesional dengan musisi amatir. Tapi yg niscaya indie ialah gerakan bermusik yg berbasis dari apa yg kita punya, do it yourself, sopan santun yg kita punya mulai dari merekam, mendistribusikan dan promosi dengan uang sendiri. Walaupun nantinya bakal ada perbedaan lagi antara indie dengan D.I Y itu sendiri. Musik indie tumbuh setrik natural di Indonesia dan tidak ada yg memungkiri Jika musik rock n’ roll di Amerika sendiri pun tumbuh setrik natural walaupun pada awalnya ditentang oleh orang bau tanah dan pemuka agama. Jika di Indonesia sendiri ialah efek alasannya kita mengidolakan grup band luar. Maka jikalau kita telusuri, hampir semua grup band Indonesia ialah epigon dari band-band luar. Mereka mengawali karir mereka dengan membawakan lagu-lagu dari grup band luar mulai dari Koes Plus, God Bless hingga band-band awal 90an masih sering membawakan lagu orang.

Sekarang disini saya bakal mengulas wacana perkembangan musik terutama grup band Indie di tempat Bekasi. Strive Record, merupakan Keliru satu perusahaan lokal yg berasal dari bekasi. Strive management membawahi 4 band. The Sabrinas Hardcore, Radio Bandit, Gloomy Little Angel, Marry Pumpkins. Awalnya Strive management berasal dari Strive clothing. Menurut manager dari Strive management, Ebi, menyatakan bahwa band-band indie yg mulai merambah di musik major dikarnakan komersialitas. Misalnya, Killing Me Inside yg bermula dari musik indie dan sekarng berpindah menjadi ke musik major. Berbeda dengan Superman Is Dead yg tetap mempertahankan kualitas musiknya, tetap pada ber genre rock.

The Sabrinas Hardcore, Keliru satu grup band indie yg berasal dari Bandung. Terbentuknya grup band The Sabrinas ini berawal dari impian Reza (guitar) dan Mike (drum) untuk membentuk sebuah grup band beg-genre metal. Dengan deretan awal Teguh (vocal), Reza (guitar), Arief (guitar), Roland (bass), dan Mike (drum) padapertengahan tahun 2008. Karena alasan kesibukan di bidang akademik, Arief dan Roland menetapkan untuk mengundurkan diri dari The Sabrinas.

Tetapi hal ini tidak menyurutkan semangat The Sabrinas untuk maju, sehingga diputuskan untuk mencari penggantinya. Kemudian Adra (Alexander of Macedonia) menetapkan untuk bergabung di grup band ini dan mengisi kekosongan di posisi bass, serta ridwan yg mengisi di posisi guitar. Dan hasilnya terbentuklah deretan tetap The Sabrinas yg solid hingga Saat ini dan menetapkan untuk Mengubah konsep music saya menjadi "Newschool Hardcore".

Dalam urusan bermusik The Sabrinas banyak dipengaruhi oleh band-band Hardcore luar negeri mirip Hatebreed, Terror, Madball, Municipal Waste, Suicidal Tendencies, Sicl of It All, Have Heart, ISHC, Walls Of Jericho, Agnostic Front maupun band-band local mirip Outright, Under 18, Final Attack, Straight Answer, dan legenda-legenda musik yg dihormati. Saat ini The Sabrinas gres mengeluarkan satu single yg berjudul "We Still Fight".

Dalam hal penulisan lirik, The Sabrinas banyak terpengaruh oleh isu-isu politik, kemanusiaan, dan kehidupan social sehari-hari. The Sabrinas merasa tertantang untuk menyuarakan bunyi dan aspirasi rakyat yg terkucilkan oleh pemerintah dan birokrat-birokrat kotor yg menindas hak-hak dan keadilan masyarakat kecil dan lemah dalam musiknya.

Masih banyak lagi grup2 grup band sekelas The Sabrina yg telah berjuang untuk menetapkan eksistensi mereka di belantara musik Indonesia ini. Sehingga wacana Indie musik menjadi hal penting dalam rangka membangun landasan pacu untuk perkembangan musik itu sendiri.

Sumber